Seorang Diri "Pantai Sayang Heulang Pamengpeuk"
Siapa sich orang yang pertama-tama menjerumusakan kalian ke dunia traveling? Jika penulis sich telah teracuni oleh teman dekatnya. Kesempatan ini penulis memberanikan untuk coba solo backpacker ke wilayah yang benar-benar tidak pernah didatangi awalnya. Disitu juga tidak mempunyai rekan atau saudara untuk memperoleh info. Semua berawal dari info google serta orang yang kutemui di jalan atau umum di singkat jadi google people.
Ayam Yang Dijuluki Keturunan Dinosaurus
Hari itu penulis putuskan untuk libur kerja sepanjang 2 hari. Masih terpikir, waktu itu penulis pergi hari jum'at. Seputar jam 09:00 saya pergi dari kebon kopi ke arah terminal leuwi panjang memakai angkot cimahi. Biayanya lumayan murah cuman bayar 5K saja. Sejauh jalan caringin banyak calo yang tawarkan untuk naik elf jalur garut. Tetapi penulis tidak langsung menyepakatinya, sebab ditanggung elfnya akan ngetem semakin lama.
Pada akhirnya penulis memutuskan turun di sebrang tugu sepatu cibaduyut. Dari arah sana langsung menyeberang 1 stopan. Selang beberapa saat ada seorang lelaki berumur 30 tahunan, tawarkan untuk naik elf garut. Bila alami hal sama janganlah lekas menyepakatinya yah. Oh ya ada panduan untuk yang ingin naik elf, upayakan telah menegosiasi ongkos transport dulu sebelumnya naik. Sebab seandainya tidak kelak akan diharap biaya tambahan di tengah-tengah jalan. Sesudah setuju pada harga 25K , penulis langsung naik di kursi depan sopir. Panduan bagi beberapa backpacker, upayakan jangan duduk ada di belakang, kecuali sempit disitupun mengagumkan panas, pokonya terasa oksigen cuman sedikit.
Naik kendaraan umum memang memerlukan tambahan kesabaran yang kuat. Bagaimana tidak, walau telah menanti seputar 30 menit tetapi elf tidak segera jua pergi. Sekalian buang rasa jemu serta kantuk, penulis mengonsumsi permen serta bermain hp sesaat. Penumpang elf di hari itu baru ada 5 orang. Hingga supir elf itu, selalu memutuskan untuk menanti penumpang lainnya.
Tidak berlalu lama, hadirlah 3 orang penumpang. Yipiwww pada akhirnya sopir selekasnya menghidupkan mesinnya serta langsung meluncurkan kendaraannya ke arah tol muhamad toha. Rupanya ehh rupanya kebahagiaan cuman tiba sesaat. Akhirnya supirnya kembali lagi ngetem di pintu masuk tol muhamad toha. Disitu banyak sekali pedagang yang tawarkan makanan. Beberapa penjual disitu benar-benar sangat semangat, tetapi karena sangat semangatnya, mereka berkesan seperti memaksakan customer untuk beli barang daganganya.
Jam telah memberikan jam 1/2 sebelas. Alhamdulillah elf telah nampak penuh, hingga sopir kembali lagi menghidupkan mesinnya. Sepanjang masuk tempat tol, supir itu jalankan elfnya dengan benar-benar ngebut. Bak rider mobil di ajang trek. Semua tipe kendaraan yang merintanginya, langsung disalip demikian saja. Jantung dibuat bergetar,,, seperti genderang yang ingin perang,,,, hahaah telah jenis lagu sajaa.
Sejauh perjalanan ke arah terminal Guntur. Penulis banyak menyaksikan peristiwa yang kurang etis untuk dilaksanakan. Banyak penumpang yang di turunkan di tengah-tengah jalan di elf lain, selanjutnya masuk ke elf yang ditumpangi oleh penulis. Serta kasihannya, penumpang harus bayar double ke 2 elf itu. Entahlah bagaimanakah cara berpikirnya, lalu bagaimana jika penumpang itu tidak bawa uang lebih.
Sesudah tempuh perjalanan yang lumayan panjang, pada akhirnya sampailah di terminal Guntur. Jam telah memberikan jam 12:30, penulis juga cari masjid untuk shalat dzuhur. Disitu banyak kios yang sediakan sarana madrasah kecil untuk shalat. Janganlah lupa perlu bayar uang 2K untuk ongkos air wudhu.
Sesudah usai shalat, sesaat nampak warung itu jual baso yang paling nikmat wewangiannya. Perut yang keroncongan langsung menanggapinya. Tetapi penulis tahan, sebab tidak ingin sakit di perut di jalan. Waktu bayar uang untuk wudhu, penjaga warung menanyakan ke mana arah penulis akan pergi, waktu dijawab mereka tercengang. Tuturnya beraninya seorang wanita ingin ke pantai sayang heulang sendirian. Penjaga warung itu memberi pesan di penulis untuk berhati-hati, sebab perjalanan ke pamengpeuk masihlah jauh.
Dari arah terlalu jauh, ada seorang kenek menawarikan untuk naik elf jalur pamengpeuk. Seperti umumnya sebelumnya naik, tekankan membuat persetujuan harga. Pada akhirnya setuju penulis memperoleh harga 25K kembali. Seperti umumnya pilih tempat duduk di muka supaya tidak perlu berdempetan dengan penumpang lainnya.
Barusan naik, mendadak kedengar suara rintihan dari belakang elf. Waktu di lihat seorang bapak sedang kesakitan sekalian menggenggam sisi punggung serta pinggangnya. Bapak itu tidak sendiri, sebab ada seorang penjual jeruk yang menolong memijat serta mengerok punggungnya takut-takut bapak itu masuk angin. Tetapi kelihatannya pijatan bapak tukang jeruk kurang mempan. Bapak itu masih meringai kesakitan. Kembali lagi penjual itu coba membantu dengan membawakan teh manis hangat dalam plastik.
